Tante Tiara Menangis di Pelukan Perampok yang Menggasak Hartanya Sembari Memohon Pelaku Dilepas
Biasanya, korban perampokan pasti menginginkan agar para pelaku dihukum seberat-beratnya.
Namun, hal yang berbeda justru terjadi saat Polres Lumajang melakukan reka adegan perampokan.
Korban perampokan bernama Tante Tiara, justru memohon agar pelaku yang telah menggasak hartanya untuk dilepas.
Padahal harta Tante Tiara yang dirampok tidak lah sedikit, yakni Rp 31 juta.
Peristiwa unik ini terjadi di Desa Kenongo, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Kamis (17/10/2019) kemarin.
Pada saat itu, Tim Cobra Polres Lumajang tengah melaksanakan reka adegan perampokan yang dialami Tante Tiara alias Tiananto (24).
Enam pelaku perampokan, Johan Andri (26), Edi Raharjo (27), Ridi (35), Izroil Nur Rohman (29), Rohim dan Doni hadir di rumah korban.
Saat Tiananto alias Tante Tiara melihat keempat tersangka, sang pemilik salon itu langsung menangis sesenggukan.
Bagaimana tidak, tersangka yang merampoknya adalah karyawan yang sudah ia pekerjakan selama 10 tahun.
Meski hartanya digasak hingga diancam dengan pisau, korban tak ragu memeluk para tersangka satu per satu.
Sembari menangis sesenggukan, Tante Tiara mengaku ikhlas dirampok dan memohon agar keempat tersangka dilepaskan.
"Mohon jangan dihukum, semua (tersangka) tante sayang.
"Sayang sekali, selama bertahun-tahun saya susah senang sama mereka." ucap Tante Tiara, dikutip Grid.ID dari Instagram @polreslumajang.
Meski korban perampokan memohon agar pelaku dilepas, Kapolres Lumajang Muhammad Arsal Sahban tak bisa melakukannya.
“Kasus ini bukanlah delik aduan, sehingga korban tak bisa meminta kepada kami untuk melepaskan pelaku begitu saja.
"Kasus ini akan terus kami selesaikan dan selanjutnya kami serahkan ke pihak pengadilan.
"Silahkan untuk korban bisa meminta keringanan hukuman kepada hakim di sidang kasus kelak,” ucap Arsal, dikutip dari Tribratanews Polda Jatim.
Lewat akun Instagram Humas Polres Lumajang @polreslumajang, Arsal mengatakan perampokan ini didasari karena pelaku merasa korban sudah pelit kepada mereka.
Padahal, para tersangka sudah bekerja di bawah korban selama 10 tahun.
"Pengakuan dari karyawannya, tante tiara itu pelit, tidak kasih makan, tidak kasih rokok," ucap Arsal.
Niat merampok keenam tersangka itu muncul setelah korban, Tante Tiara, mengunggah kabar jika ia mendapat uang Rp 31 juta di Facebook.
"Uang itu sempat dishare di Facebook, sehingga mereka ini jadi tahu Tante Tiara habis dapat uang yang cukup banyak," imbuh Arsal.
Ridi (35), otak perampokan, mengajak kelima rekannya untuk merampok korban di rumahnya, di dusun Margomulyo, Desa Kenongo, Gucialit, Lumajang.
Awalnya, mereka mengetok-ngetok agar pintu rumah dibukakakan Tante Tiara.
Saat Tante Tiara membuka pintu, ia langsung ditodong pisau di lehernya.
"Kemudian salah satu masuk menyekap dia ditahan di kursi, satu orang lagi masuk mencari uang yang dimiliki Tante Tiara.
"Mereka semua menggunakan topeng, Tante Tiara gak tahu kalau itu adalah karyawannya sendiri," pungkasnya Arsal.
Editor: fitriadi
Namun, hal yang berbeda justru terjadi saat Polres Lumajang melakukan reka adegan perampokan.
Korban perampokan bernama Tante Tiara, justru memohon agar pelaku yang telah menggasak hartanya untuk dilepas.
Padahal harta Tante Tiara yang dirampok tidak lah sedikit, yakni Rp 31 juta.
Peristiwa unik ini terjadi di Desa Kenongo, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Kamis (17/10/2019) kemarin.
Pada saat itu, Tim Cobra Polres Lumajang tengah melaksanakan reka adegan perampokan yang dialami Tante Tiara alias Tiananto (24).
Enam pelaku perampokan, Johan Andri (26), Edi Raharjo (27), Ridi (35), Izroil Nur Rohman (29), Rohim dan Doni hadir di rumah korban.
Saat Tiananto alias Tante Tiara melihat keempat tersangka, sang pemilik salon itu langsung menangis sesenggukan.
Bagaimana tidak, tersangka yang merampoknya adalah karyawan yang sudah ia pekerjakan selama 10 tahun.
Meski hartanya digasak hingga diancam dengan pisau, korban tak ragu memeluk para tersangka satu per satu.
Sembari menangis sesenggukan, Tante Tiara mengaku ikhlas dirampok dan memohon agar keempat tersangka dilepaskan.
"Mohon jangan dihukum, semua (tersangka) tante sayang.
"Sayang sekali, selama bertahun-tahun saya susah senang sama mereka." ucap Tante Tiara, dikutip Grid.ID dari Instagram @polreslumajang.
Meski korban perampokan memohon agar pelaku dilepas, Kapolres Lumajang Muhammad Arsal Sahban tak bisa melakukannya.
“Kasus ini bukanlah delik aduan, sehingga korban tak bisa meminta kepada kami untuk melepaskan pelaku begitu saja.
"Kasus ini akan terus kami selesaikan dan selanjutnya kami serahkan ke pihak pengadilan.
"Silahkan untuk korban bisa meminta keringanan hukuman kepada hakim di sidang kasus kelak,” ucap Arsal, dikutip dari Tribratanews Polda Jatim.
Lewat akun Instagram Humas Polres Lumajang @polreslumajang, Arsal mengatakan perampokan ini didasari karena pelaku merasa korban sudah pelit kepada mereka.
Padahal, para tersangka sudah bekerja di bawah korban selama 10 tahun.
"Pengakuan dari karyawannya, tante tiara itu pelit, tidak kasih makan, tidak kasih rokok," ucap Arsal.
Niat merampok keenam tersangka itu muncul setelah korban, Tante Tiara, mengunggah kabar jika ia mendapat uang Rp 31 juta di Facebook.
"Uang itu sempat dishare di Facebook, sehingga mereka ini jadi tahu Tante Tiara habis dapat uang yang cukup banyak," imbuh Arsal.
Ridi (35), otak perampokan, mengajak kelima rekannya untuk merampok korban di rumahnya, di dusun Margomulyo, Desa Kenongo, Gucialit, Lumajang.
Awalnya, mereka mengetok-ngetok agar pintu rumah dibukakakan Tante Tiara.
Saat Tante Tiara membuka pintu, ia langsung ditodong pisau di lehernya.
"Kemudian salah satu masuk menyekap dia ditahan di kursi, satu orang lagi masuk mencari uang yang dimiliki Tante Tiara.
"Mereka semua menggunakan topeng, Tante Tiara gak tahu kalau itu adalah karyawannya sendiri," pungkasnya Arsal.
Editor: fitriadi