Pembalasan Istri yang 16 Tahun di-KDRT Suami, Kondisi si Pria Bisa ‘Mengerikan’, Alat Vital Diinjak

Nur Faida (30), adalah istri yang selama 16 tahun berumah tangga, ia mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) oleh suaminya, Syamsul Arifin.

Baru-baru ini tindakan yang dilakukan Nur Faida menggemparkan masyarakat.
Nur Faida diketahui menginjak alat vital Syamsul Arifin hingga pingsan.
Kronologi terungkap setelah kasus ini jatuh ke tangan kepolisian.
Nur Faida, pelaku akhirnya berurusan dengan pihak kepolisian setelah keluarga korban melapor.
Kanit PPA Polres Probolinggo Bripka Isyana Reni Antasari mengatakan, peristiwa terjadi di rumah mereka di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jumat (12/12/2019) lalu.
“Mereka terlibat cekcok,” ungkap Bripka Isyana Reni, Kamis (19/12/2019), dikutip dari Kompas.com.
Bripka Reni mengatakan pemicu utamanya adalah karena urusan ekonomi hingga orang ketiga dan perselingkuhan.
“Mulai urusan ekonomi hingga adanya orang ketiga.”
“Mereka ini memang sering berantem,” lanjut Bripka Reni.
Tak hanya itu, kepada wartawan Nur mengaku ingin berpisah dengan sang suami.
Ia beralasan bahwa sudah tak kuat dengan sikap sang suami yang sering main tangan kepada dirinya.
Selain mendapat perlakuan kasar dari Syamsul, Nur menambahkan bahwa suaminya sudah tak bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Bahkan Nur pernah memergoki suaminya selingkuh tak hanya sekali.
Nur  mengaku sering terima bogem mentah yang mendarat di wajahnya dari sang suami selama 16 tahun berumah tangga.
“Dia saya ketahui selingkuh dua kali. Saya ingin cerai dengan dia. Sudah enggak kuat dengan sikap dan perilakunya yang seenaknya sendiri. Bahkan setiap bertengkar, sering dipukul wajah saya,” kata dia, dilansir dari Kompas.com.
Ia pung mengaku pemukulan dan sekaligus dengan menginjak kemaluan suaminya itu sebagai puncak kemarahannya.
Nur mengaku telah menahan amarah hingga akhirnya meledak pada beberapa waktu lalu.
Nur mengatakan bahwa Syamsul pernah merantau ke Malaysia lantaran ekonomi keluarga sedang menurut,
Sepulangnya dari Malaysia justru tidak selesai masalah, namun malah menambah masalah dengan skandal perselingkuhan sang suami.
Sekali waktu Nur pernah membalas perlakuan dari Syamsul dengan berselingkuh, namun ia tak kuasa untuk melakukan hal seperti itu.
“Dulu saat suami merantau ke Malaysia, pertengkaran urusan ekonomi. Sepulang dari Malaysia, cekcok lagi karena dia selingkuh. Saya membalas dengan selingkuh juga, tapi saya menyesal,” beber Nur.
Kini, Polres Probolinggo resmi menahan Nur. Nur ditahan karena kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Penahanan tersebut adalah tindak lanjut dari laporan keluarga Syamsul yang menjadi korban dalam kasus ini.
“Usai dilaporkan keluarganya, kami lalu membawa dan menahannya di Mapolres,” ujar Bripka Reni.
“Syamsul sudah membaik. Korban sempat tak sadarkan diri, karena bagian vitalnya diinjak oleh istrinya saat cekcok,” lanjutnya.
Dampak Alat Vital Diinjak yang Dialami SyamsulDalam kasus ini, korban bisa jadi pingsan karena mengalami trauma pada organ testis.
Testis yang terletak di dalam skrotum yang menggantung di luar tubuh ini diketahui tak memiliki perlindungan otot dan tulang.
Hal itu memudahkan testis terpukul, terinjak, hingga tertendang hingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Trauma testis lebih sering terjadi pada para atlet pria yang berkecimpung dalam olahraga kontak fisik.
Kondisi itu dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, memar hingga bengkak pada organ vital repoduksi ini.
Melansir dari Cleveland Clinic via Kompas.com, dalam kebanyakan kasus, testis sebenarnya dapat menyerap guncangan cedera tanpa kerusakan serius.
Namun, bisa juga testis mengalami trauma parah (ruptur testis).
Hal ini biasanya terjadi ketika testis terkena hantaman kencang atau terkena tulang pubik (tulang yang membentuk bagian depan pelvis).
Cedera ini dapat menyebabkan darah bocor ke dalam skrotum.
Pada kasus yang parah, pembedahan untuk memperbaiki ruptur atau sobekan testis mungkin diperlukan untuk kesembuhan.
Kerusakan pada testis ini pada hakikatnya berpotensi mempengaruhi produksi testosteron atau hormon seksual pada pria yang dihasilkan secara alami oleh testis.
Sementara apabila seorang pria kekurangan testosteron, dapat mengalami gangguan kesuburan, gangguan ereksi, serta terhambatnya pubertas dan pertumbuhan organ reproduksi.
Sumber: tribunnews.com